Showing posts with label travel. Show all posts
Showing posts with label travel. Show all posts

Sunday, March 29, 2015

Beda umroh paket hemat dan normal

Katakepo.blogspot.com - Normalnya, saat ini, biaya untuk umroh kisaran USD 2.000 (termurah) sampai USD 3.000. Atau dirupiahkan sekitar Rp 20 juta hingga Rp 40 juta. Dengan biaya sebesar itu, jamaah sudah bisa umroh dengan fasilitas terbaik yang memuaskan.

Namun ada pula travel yang menawarkan biaya umroh di bawah harga normal paling rendah, yakni di kisaran USD 1.500 hingga USD 1.800. Tentu saja jika dihitung-hitung dengan biaya murah seperti itu, akan kurang untuk memenuhi fasilitas yang didapatkan jamaah. Untuk harga tiket pesawat saja paling murah USD 1.200 atau sekitar Rp 12 jutaan.

Banyak pemilik travel resmi yang mengeluhkan persaingan harga yang tidak sehat. Paket hemat umroh murah yang ditawarkan dianggap tidak masuk akal. Selain itu cenderung adanya penipuan terhadap jamaah.

"Kalau dari asosiasi travel resmi yang menawarkan paket murah itu tidak boleh di bawah USD 1.850. Tidak masuk akal juga kalau ada travel yang menawarkan di bawah harga tersebut. Imbasnya tentu kepada pelayanan yang diberikan," kata Amin Ahmad, Direktur Utama Balubaid travel.

Benar memang yang dikatakan Amin, paket murah terkadang menawarkan harga yang sulit diterima akal. Hitung-hitungan fasilitas umroh yang diperlukan jamaah tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Banyak fasilitas yang dikurangi sehingga menyebabkan jamaah terlantar. Pengurangan fasilitas dimulai dari saat pemberangkatan dengan menggunakan pesawat yang sering transit dan gonta-ganti.

Di Balubaid travel sendiri, Amin tidak berani memberikan harga umroh paket murah jika pelayanan kepada jamaah jadi minim. Karena menurutnya biar bagaimanapun jamaah harus mendapatkan fasilitas yang memuaskan. Jika pun ada fasilitas yang dikurangi itu hanya pada hotel tempat menginap jamaah.

"Jika normalnya jamaah di hotel bintang 5, maka jamaah paket murah hanya di hotel bintang 3. Fasilitas hotel yang dimiliki juga tidak terlalu berbeda jauh," jelas Amin.

Tidak jauh beda, Khalifa Hajj, travel haji dan umroh bentukan Asia Wisata, juga sangat mementingkan fasilitas jamaahnya. Paket umroh termurah di Khalifa Hajj tahun ini sebesar USD 1.950. Namun dengan paket murah tersebut, Khalifa tidak tergoda menggunakan pesawat murah yang sering transit.

"Untuk paket termurah, pesawat kita hanya transit satu kali. Ke depan kita akan gunakan pesawat yang langsung ke Madinah, bukan ke Jeddah dulu. Jadi dalam pengertian kita, murah itu tidak hanya diukur dari harga tapi juga pelayanan dan fasilitasnya," jelas Novia Syahidah, Marketing Communication Asia Wisata.

Ketika memilih paket umrah murah, sebaiknya jangan hanya terpaku pada harga yang ditawarkan. Tapi perhatikan juga fasilitas yang diberikan. Bisa jadi harga yang tertera sangat murah namun ternyata fasilitasnya mengecewakan. Misalnya perjalanan transit dulu di suatu tempat hingga menyita waktu dan tenaga.

Kemudian penginapan yang ala kadarnya, bahkan kapasitas untuk 4 orang ternyata diisi 5 orang. Atau penginapan yang jaraknya jauh dari Masjidil Haram. Ditambah pembimbing yang tidak profesional. Itu bisa terjadi, serta wajar untuk harga yang sangat murah.

Perbedaan paket hemat dan umroh normal memang terletak pada fasilitas dan pelayanan yang diberikan. Namun, jamaah juga berhak mendapatkan fasilitas yang sesuai. Paling tidak, jamaah tidak terlantar di Tanah Suci dan bisa pulang ke Tanah Air dengan selamat.

Biaya Umroh yang normal tahun 2015:
1. Tiket pesawat Jakarta-Jeddah (PP) : Rp 12.800.000 - Rp 15.250.000
2. Hotel Madinah per orang : Rp 700.000 - Rp 4.200.000
3. Hotel Mekkah per orang : Rp 800.000 - Rp 6.300.000
4. Biaya makan di Mekkah dan Madinah : Rp 900.000 - Rp 4.800.000
5. Biaya Visa : Rp 790.000 - Rp 1.200.000
6. Sewa Bis : Rp 700.000 - Rp 1.000.000
7. Snack : Rp 640.000 - Rp 750.000
8. Air zam-zam : Rp 100.000 - Rp 300.000
9. Airport tax : Rp 45.000 - Rp 100.000
10. Handling, muthawif, supir, porter : Rp 150.000
11. Pembimbing : Rp 750.000 - Rp 1.200.000
12. Manasik : Rp 950.000 - Rp 1.500.000
13. Admin travel : Rp 700.000 - Rp 2.000.000

Total biaya: Rp 20.075.000 - Rp 38.950.000.

Saturday, March 28, 2015

Pura Tanah Lot, Obyek Wisata Terfavorit di Bali

Katakepo.blogspot.com - Denpasar, Pura kuno Tanah Lot di Kabupaten Tabanan, 15 kilometer barat daya Denpasar, yang lokasinya bertengger di atas batu karang Pantai Beraban, menjadi salah satu obyek wisata terfavorit di Bali, bagi wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.
"Wisatawan masih sering minta supaya bisa diantarkan ke lokasi wisata Tanah Lot, agar bisa menyaksikan bangunan suci sekaligus matahari terbenam," kata Made Sudiana, seorang pemandu wisata di Denpasar, Jumat (27/3/2015).
Tempat suci umat Hindu sekaligus obyek wisata andalan itu, selama ini menyimpan misteri dan keunikan yang membuat pelancong wajib mengunjunginya selama berwisata di Pulau Dewata, sepertinya belum merasa ke Bali kalau tidak ke Tanah Lot.
Daya tarik yang dimiliki pura kuno peninggalan abad XVI dalam menyedot kunjungan turis domestik dan mancanegara itu, telah menjadikan Tanah Lot sebagai daerah yang mampu menempati urutan teratas.
Sesuai catatan Dinas Pariwisata Bali, jumlah turis dalam dan luar negeri yang berkunjung ke kawasan wisata Tanah Lot selama 2014 sebanyak 3,1 juta orang bertambah, jika dibandingkan tahun sebelumnya hanya tiga juta.
Kemudian menyusul obyek wisata Pura Uluwatu, sebagai obyek wisata terbanyak kedua dikunjungi turis yang datang ke Pulau Bali sebanyak 1,1 juta orang, naik keras jika dibandingkan tahun sebelumnya hanya tercatat 801.000 orang.
Sudiana mengatakan, banyak turis asing yang datang ke lokasi itu, karena pengelolanya melakukan penataan kawasan obyek wisata tersebut lebih mengedepankan nuansa religius yang dipadukan dengan panorama dan keindahan alam.
Para pelancong senang menyaksikan dua pura (tempat suci) yang terletak di atas batu besar dan satu lagi ada di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu di daerah bagian selatan Kabupaten Badung atau di kaki Pulau Bali.
Menurut Sudiana, Tanah Lot menerima kunjungan wisatawan terbanyak memang masuk akal, disamping lokasi itu dekat dari pusat wisata Kuta dan Nusa Dua, dari lokasi itu turis bisa menikmati pemandangan alam pantai dan Pura yang tak ada duanya di dunia.

Mei, Garuda Buka Rute Jayapura-Nabire

Katakepo.blogspot.com - Jayapura, Maskapai nasional Garuda Indonesia akan membuka jalur penerbangan baru antarkabupaten di Papua yaitu rute Jayapura-Nabire mulai 1 Mei 2015.
"Akan ada pembukaan rute penerbangangan Jayapura-Nabire pada 1 Mei," ucap Sales and Marketing Manager Garuda Indonesia Branch Office Jayapura Agung Anugrah yang ditemui di Jayapura, Rabu (26/3/2015).
Penerbangan Jayapura-Nabire, kata Agung, dijadwalkan sekali sehari pergi pulang menggunakan pesawat jenis ATR dengan kapasitas 72 penumpang. Menurut Agung, Nabire memiliki potensi pasar yang cukup tinggi, selain juga permintaan kepada Garuda untuk membuka jalur penerbangan ke kabupaten tersebut terus berdatangan.
Dengan pembukaan rute baru tersebut, ucap Agung, Garuda tidak mendatangkan pesawat baru dan hanya memanfaatkan pesawat yang sudah ada dan selama ini sudah melayani rute penerbangan ke daerah lainnya di Papua dan Papua Barat.
"Sebenarnya tidak ada penambahan pesawat untuk pembukaan rute baru tersebut, hanya memanfaatkan pesawat ATR yang ada. Selama ini pesawat tersebut sudah melayani penerbangan Biak-Manokwari," ungkapnya.
Dikatakannya, dengan rute penerbangan lokal yang telah dimiliki Garuda seperti Jayapura-Merauke, Biak-Manokwari, Jayapura-Sorong, tingkat keterisian penumpang cukup menggembirakan.
Untuk rute penerbangan dalam Papua-Papua Barat, permintaan sudah bagus, tingkat keterisian kursi mencapai 70 persen per harinya. Bahkan ada yang menyentuh angka 90 persen dan kalau sedang 'pick season' sampai 100 persen," ujarnya.

Thursday, March 26, 2015

4 Tempat wisata cantik ini rusak karena kurang terawat

Katakepo.blogspot.com - Banyak obyek wisata di Indonesia menjadi magnet tujuan turis domestik hingga luar negeri. Seolah tidak ada habisnya, setiap tahun selalu muncul obyek wisata baru. Hal ini tentu berimbas pada pertumbuhan devisa negara sektor pariwisata.

Tetapi semua itu juga diimbangi dengan fakta miris. Banyak tempat wisata kondisinya memprihatinkan. Lagi-lagi faktor klasik menjadi penyebab rusaknya tempat wisata di Indonesia. Pertama karena ulah pelancong yang tak ramah, corat-coret hingga merusak. Kedua minimnya upaya perawatan.

Beberapa tujuan wisata yang rusak bahkan sudah tersohor hingga keluar negeri, dan pernah menjadi salah satu tujuh keajaiban dunia.

Seperti apa wajah destinasi wisata Indonesia saat ini, berikut lengkapnya?

Eceng gondok rusak kecantikan Danau Toba

Berkembangnya tanaman eceng gondok di kawasan Baktiraja, Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, dikhawatirkan mencemari lingkungan Danau Toba, sehingga perlu dibersihkan agar kelestarian danau cantik dan terluas di Asia Tenggara itu tetap terpelihara.

"Keberadaan eceng gondok di kawasan Baktiraja berpotensi merusak ekosistem dan berdampak menimbulkan daratan baru," ungkap pegiat lingkungan di Doloksanggul Baringin Lumban Gaol kepada wartawan, Selasa (24/3).

Aktivis lingkungan dari Humbahas itu menyebutkan, tanaman liar yang dianggap sebagai gulma di permukaan Danau Toba tersebut, cukup mengganggu kelangsungan industri pariwisata, karena mengurangi estetika keindahan alam.

Eceng gondok dimaksud, lanjut Baringin juga mengganggu beberapa ekosistem. Sebab, dari aspek pertumbuhan, tanaman ini mampu beradaptasi dengan perubahan ekstrem berdasarkan ketinggian air, perubahan ketersediaan nutrisi, pH, temperatur serta racun-racun dalam air.

Menurutnya, pertumbuhan eceng gondok semakin cepat, karena air Danau Toba mengandung nutrisi tinggi, kaya dengan nitrogen, fosfat dan potasium yang menutupi permukaan danau di kawasan air tenang, seperti di Baktiraja yang terletak di pinggir danau.

Dijelaskannya, perkembangan eceng gondok akan mempengaruhi pencemaran air. Jadi jika wisatawan melihat eceng gondok menjamur di sepanjang pinggiran danau maka menunjukkan tingginya pencemaran air di kawasan Danau Toba.

"Penjagaan ekosistem dari aspek pencemaran sangat diperlukan, terlebih limbah rumah tangga yang sering dibuang langsung ke Danau Toba," katanya.

Sementara itu, Kabag Humas Pemkab Humbang Hasundutan, Osborn Siahaan menyebutkan, pihak pemerintah setempat melalui aparat kecamatan sudah mempersiapkan program pembersihan Danau Toba, termasuk melibatkan para pegiat pariwisata di daerah tersebut.

Pembersihan paling tepat, kata dia, dengan memaksimalkan eceng gondok sebagai bagian industri kerajinan rumah tangga serta bahan baku pupuk organik dan pakan ternak.

Jika hanya dibersihkan begitu saja, eceng gondok hanya punah sesaat. Sementara, kesadaran masyarakat untuk membersihkan lingkungan Danau Toba sepertinya sangat minim. Padahal, tumbuhan itu bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku industri.

"Kita telah melakukan sosialisasi, agar masyarakat tetap menjaga kebersihan lingkungan serta tidak membuang limbah ke kawasan Danau Toba," katanya.

Guha Tujoh di Aceh rusak

Guha Tujoh atau Gua Tujuh adalah gua alami yang berada di Desa Laweung, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh. Gua ini menyimpan batu-batu berbentuk unik, antara lain batu elang sujud dan batu talam hidangan.

Gua ini merupakan objek wisata yang cukup populer di Pidie. Tak hanya untuk menikmati pemandangan, beberapa pengunjung memanfaatkan gua ini untuk bertapa.

Sayangnya gua ini tidak lepas dari aksi vandalisme. Berdasarkan informasi yang dihimpun, dinding gua dikotori coretan-coretan tangan yang tak bertanggungjawab. Selain itu dua batu berbentuk unik yang ada di dalam gua telah dirusak dan dicuri.

Komersialisasi Lembah Harau ancam kerusakan lingkungan

Lembah Harau atau Lembah Arau merupakan Yosemite-nya pulau Sumatera. Ngarai ini diapit dua tebing dengan ketinggian mencapai 150 meter. Letaknya di dekat Payakumbuh, Sumatera Barat.

Lembah Harau memiliki pemandangan yang menakjubkan. Dengan hamparan sawah hijau serta air terjun yang mengalir dari ketinggian tebing. Sungai Batang Arai yang permai menambah keindahan lembah.

Sayangnya komersialisasi Lembah Harau sebagai objek wisata membawa dampak negatif berupa risiko kerusakan lingkungan yang mulai mengancam. Menurut situs Wisata Melayu, sekarang mulai banyak warung tempel yang berdiri di tepi sungai. Tak hanya menghalangi pemandangan, kaki-kaki warung tersebut juga berdiri di aliran sungai.

Candi Borobudur terancam lapuk, banyak jamur dan lumut

Balai Konservasi Borobudur (BKB) menyatakan terus memantau kebocoran dinding Candi Borobudur pada musim hujan. Dikhawatirkan bila hal ini terus terjadi maka sebagian batu candi dapat mengalami pelapukan.

Koordinator Kelompok Kerja Pemeliharaan BKB Yudi Suhartono mengatakan, kebocoran terjadi yakni air keluar melalui dinding relief tidak melalui drainase yang ada. Selain menyebabkan pelapukan, dikhawatirkan hal itu bakal merusak relief karena terjadi kelembapan.

"Pada musim hujan seperti sekarang, kami selalu memantau, apakah air yang ada di dinding candi berasal dari siraman air hujan atau karena ada kebocoran di sekitar batuan dan saluran drainasenya," kata Yudi di Magelang, seperti dilansir dari Antara, Senin (9/3).

Yudi mengaku sampai saat ini Candi Borobudur masih menjadi magnet wisatawan ke wilayah Jawa Tengah. Candi Buddha terbesar di dunia peninggalan Dinasti Syailendra ini saban tahun dikunjungi sekitar tiga juta pelancong.

Yudi melanjutkan, bila kebocoran dibiarkan maka tumbuh mikro organisme dan otomatis menyebabkan proses kimia serta memulai proses pelapukan pada batuan. Selain itu, kebocoran menimbulkan penggaraman sehingga merusak dinding relief.

"Dampak dari kebocoran, kalau air masuk di sela-sela batu dan keluar ke dinding, maka batu lembap, sehingga tumbuh mikroorganisme seperti lumut, ganggang, jamur, dan bakteri," ujar Yudi.

Yudi menambahkan, kebocoran terjadi biasanya karena lapisan kedap air rusak. Maka dari itu perlu dilakukan pembongkaran dan pelapisan kembali supaya kembali seperti semula. Dia menyebutkan, tahun ini BKB berencana menangani kebocoran di 12 bidang di sisi utara dan timur candi, perbaikan dilakukan menunggu musim kemarau.





Tuesday, March 24, 2015

Terjerat Moleknya Pulau Tidung

Katakepo.blogspot.com - Setelah lebih dari dua jam diayun ombak dari Jakarta, kapal yang kami tumpangi melambat. Di sekeliling, membentang perairan biru kehijauan yang jernih. Begitu jernihnya sampai dasar laut nyaris kelihatan. Segar angin berembus dari arah daratan di depan kapal. Hmm... selamat datang di Pulau Tidung!

Selama sekitar lima tahun belakangan ini, Pulau Tidung menjadi salah satu primadona pariwisata di Kabupaten Kepulauan Seribu. Jika Anda mencari di mesin pencari dengan kata kunci ”Pulau Tidung”, muncullah berderet-deret informasi tentang paket wisata di pulau tersebut.

Letak Pulau Tidung yang tidak jauh dari Jakarta membuatnya mudah dicapai dengan kapal dari Muara Angke atau Marina Ancol. Ditambah keindahan alamnya yang memesona, tempat ini cocok untuk ”pelarian” dari rutinitas sehari-hari.

Perairan sekitar Pulau Tidung menjanjikan pengalaman yang menarik dan menyenangkan. Hamparan pasir putih, air laut yang jernih, serta keanekaragaman terumbu karang dan ikan membuat pengunjung betah beraktivitas dari matahari terbit sampai tenggelam. Snorkeling menjadi semacam kegiatan ”wajib” bagi pengunjung.

Belum lagi tawaran berbagai permainan air, seperti banana boat, donut boat, atau jet ski, yang turut memeriahkan wisata Pulau Tidung. Bahkan, sekadar bersepeda keliling pulau dan melihat dari dekat kehidupan penduduknya pun tak kalah menyenangkan.

”Di sini airnya jernih. Kami bisa berenang sepuasnya. Snorkeling-nya juga seru. Sunset (matahari terbenam)-nya indah. Permainannya asyik. Ikan bakarnya enak,” tutur Sylvia, karyawan swasta dari Jakarta. Dia bersama enam temannya bersenang-senang di Pulau Tidung, pekan lalu.

Tak boleh ketinggalan adalah ikon wisata Pulau Tidung, yakni Jembatan Cinta. Ini adalah lokasi wajib bagi pengunjung untuk berfoto. Di berbagai sudut, pengunjung sibuk berfoto ria. Mereka juga terhibur oleh aksi warga setempat, terutama anak-anak, yang dengan berani meloncat dari titik tertinggi jembatan ke ”kolam” hijau jernih di bawahnya.

”Koin, Kak! Lempar koin, Kak!” pinta mereka.


Wisatawan menikmati wahana permainan air di pantai Jembatan Cinta, Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Sabtu (14/3/2015).
 
Setelah jumlah wisawatan turun sejak awal tahun karena cuaca buruk dan banjir di jakarta, dalam dua pekan terakhir wisawatan mulai ramai berkunjung kembali ke Pulau Tidung.
Begitu koin dilempar, mereka dengan cekatan terjun untuk mencari dan mengambil koin itu. Tawa riang dan teriakan girang terdengar hingga kejauhan.

Menggeliat

Menurut penuturan sejumlah pelaku pariwisata di Pulau Tidung, kegiatan wisata mulai menggeliat sekitar tahun 2010. Dari kunjungan yang awalnya hanya puluhan orang, sepanjang tahun 2014 pengunjung Pulau Tidung mencapai 3 juta orang.

Mereka biasanya datang saat akhir pekan dan hari libur nasional. Pada akhir pekan atau libur panjang, pengunjung bisa mencapai 5.000 orang. Padahal, penduduk pulau hanya sekitar 4.000 orang.

Amsir (37), salah satu perintis wisata Pulau Tidung, mengungkapkan, bibit wisata maritim Pulau Tidung sudah tumbuh sejak 1999. Saat itu, setiap akhir pekan ada 50-100 pengunjung dari Jakarta ke Pulau Tidung untuk snorkeling.

Dia dan teman-temannya merancang paket wisata dua hari satu malam yang lengkap. Setiap paket meliputi penginapan, makan empat kali, angkutan kapal pergi-pulang Jakarta-Pulau Tidung, permainan banana boat, dan snorkeling.

”Setelah kami hitung, agar hemat, paket wisata ini harus kelompok, 5-10 orang, sehingga bisa diperoleh biaya wisata Rp 350.000 per orang,” katanya

Seiring tingginya animo wisatawan mengunjungi Pulau Tidung, sejumlah agen pariwisata mulai bersaing menarik pengunjung sebanyak-banyaknya dengan menawarkan harga paket wisata murah, sekitar Rp 200.000 per orang, bahkan sampai Rp 180.000 per orang.

Sani, pemilik salah satu laman wisata Pulau Tidung, menyayangkan persaingan yang mulai tidak sehat itu. Menurut dia, pelayanan kepada pengunjung bisa tidak berkualitas hanya karena mengejar harga murah. ”Usaha wisata itu mempertaruhkan kepercayaan pelanggan. Sekali tak dipercaya, hancurlah bisnis ini,” ujarnya.

Penumpang berjejalan di lantai kapal saat perjalanan dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, menuju Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Jumat (13/3/2015). 
 
Pulau Tidung merupakan salah satu pulau wisata di Kepulauan Seribu yang dikunjungi banyak wisatawan. Kapal kayu tradisional menjadi transportasi utama menuju kawasan ini karena kapal cepat milik pemerintah tidak beroperasi.
Lurah Pulau Tidung Mashud Hamid mengatakan, pariwisata mengubah sedikit demi sedikit perekonomian warga Pulau Tidung menjadi lebih sejahtera. ”Sebelum tahun 2010, nelayan di sini masih sekitar 60-70 persen dari jumlah penduduk. Sekarang sebagian besar warga bergerak di pariwisata,” katanya.

Menurut dia, berkah pariwisata ini harus dinikmati secara merata oleh segenap warga Pulau Tidung. Warga bisa memiliki penginapan atau usaha makan minum, permainan air, penyewaan perahu/kapal, atau menjadi pemandu wisata.

Mashud menambahkan, pariwisata juga akan dikelola lebih profesional. ”Kami sedang siapkan aturan untuk pembentukan asosiasi pariwisata. Tarif paket wisata juga akan dibuat standar dan disesuaikan dengan paket yang diberikan,” katanya.

Bupati Kepulauan Seribu Tri Djoko Margianto menuturkan, pihaknya berencana menambah infrastruktur penunjang pariwisata, seperti tambahan kapasitas listrik, air bersih, pembangunan jalan keliling Pulau Tidung, dan transportasi menuju Pulau Tidung, agar semakin banyak orang tertarik kemolekan alamnya.